CERPEN - I love you kampret
I LOVE YOU KAMPRET
(Karya Tia Pratiwi)
Hallo nama gue Rita Abelva, panggil saja Rita. Huft… .gue lagi bête nih. Kemarin orang tua gue baru cerai dan gue ikut bokap, jadi gue harus ngikut pindah ke Samarinda. Sedih rasanya ninggalin sobat gue, cs gue, organisasi OSIS , Pramuka, chir’s, dan karya tulis yang gue ikutin. Di setiap organisasi gue memiliki tanggung jawab yang penting, nggak rela kalau langsung gue lepas. Tapi bagaimana lagi.
Setelah sampai di Samarinda gue dimasukin ke sekolah Akademi Music sama bokap gue. Gila aja, gue ndak punya bakat musik sama sekali.
“Rit, kamu sudah ayah masukin ke sekolah deket kantor ayah”
“SMA, yah ? “ Sambil mengambil handuk dekat ayah.
“Yaiyalah masak SMP” ayah tersenyum nakal.
“Bukan begitu ! Rita ndak mau sekolah di kejuran lah... Ogah.”
“Ehm… tunggu dulu…” Sambil mengerutkan dahinya (yang memeng sudah berkerut hehehe).
“Apa,yah… Jangan bilang ayah nyekolahin Rita di SMK!”
“Kalo ndak salah kamu ayah sekolahin di Akademi Musik.”
“Apa ? Rita ndak bakat musik, yah…”
“Tapi dulu, kamu pernah menang lomba nyanyi”
“Iya…!!! Se-RT” Sergap gue dan langsulah cabut mandi karena ngambek.
Hari ini adalah hari pertama gue sekolah di Maria School Musical. Ayah gue tuh cueknya kebangetan, bakat gue kan di bidang Karya Tulis. Kesan pertama di sekolah ini lumayan, gedungnya megah, fasilitas cukup banget, ada hotspot area, kolam renang, perpustakaannya mah jangan di kata, luas klasik, dan tenang. Tempat yang gue suka yaitu bukit di belakang sekolah , disana ada satu pohon yang tumbuh gagah “ Damn …kasihan tuh pohon, nggak punya temen” Lalu gue berkeliling di setiap ruangan, hmmm….. Bangkunya satu-satu, yah kalo mau nyontek susah. Tapi ngak apa lah, IQ gue juga nggak tiarap-tiarap banget, asal baca atau atau dengerin udah nyantol. Asiknya semua ruangan ber-Ac dan setiap meja ada laptop untuk ujian, tapi untuk hari-hari biasa tetep diwajibkan bawa laptop sendiri, hah shit berat-beratin tas aja. Tapi ya nggak apa, dari pada sekolah gue di Bekasi, orang bawa laptop dikirain sombong.
“Hallo..nama saya Rita Abelva, panggil saja Rita.”
“Baik, sekarang kamu boleh duduk di tempat duduk kosong”
“Baik Miss” Maklum gurunya jomblo (katanya).
Hari ini pelajaran gue matematika, bahasa inggris dan dan Dance. Gue hampir bingung setengah hidup. Banyagin aja, setiap ganti pelajaran masuk kelas yang beda, temannya juga ganti. Kalau gini caranya gue bias gempor buat memperkenalkan diri gue di depan kelas pada setiap pelajaran, hah lagi kalau gue mau membaur juga susah.
Saat jam istirahat gue baca brosur untuk exschool disini huft, disini ndak ada pramuka maupun karya tulis, yang ada dan sesuai dengan gue adalah OSIS dan dance, dan apesnya OSIS udah di pilih oleh guru, dan kesempatan gue daftar OSIS adalah tahun depan. Kalau dance kan agak sedikit nyerempet sama chir’s jadi nggak terlalu parah lah. Oke gue putusin untuk ikut exschool dance, setiap hari sabtu sore dan minggu pagi.
Tett..tettt…. aduh mampus udah masuk, kelas dance I mana ya….
Akhirnya gue lari sambil ngebaca denah sekolah ini “Brug..”
“Aduh… Maaf” Sembari mengambil denah dan gue bungkukan tubuh beberapa kali. Tapi wanita itu sinis banget , dan tatapannya mesum banget saat ngelihat gue. Iih risih gue, gue masih waras. Lalu gue lari lagi, gue takut di cap anak baru belagu, telat masuk kelas. Hampir gue masuk kelas yang gue tuju, eh…ada cowok tengil belagu, pake menghadang langkah gue, emang gue takut apa? Kalau dia keroyokan, ya gue takut.
“Dari baunya, anak baru nih Man” Sambil dengus dengus kayak bulldog gila.
“Idung, lo tuh priksain” Gue langsung pake jalan yang kosong dan masuk kelas tanpa menggubrisnya.
Waah…. Ternyata kelas dance ndak ada mejanya, hanya ruangan kosong dengan bertemboakan cermin semua.
“Selamat siang, Miss maf,saya terlambat “ (Maklum gurunya hampir semua jomblo)
“Sekarang, lebih baik kamu ganti seragam kamu dengan T-shirt”
“Baik miss” Hahahaha…. Yaiyalah, masak mau nari pake rok, kemeja, rompi, di tambah jas lagi.
Malu deh gue muterin tuh ruangan cuma buat nyari kamar pas, yang ada cermin semua. Ternyata kamar pas nya dibelakang cermin. Malu bertanya ternyata malu-malu-in.
Huft… Serasa ingin nyebururin diri ke kali… gila aja ! Dulu di Bekasi gue di segani, dan punya banyak temen. Dulu gue hyper aktif tapi sekarang gue pendiem . Di bekasi temen-temen sekolah kenal gue, dan mereka baik-baik pake banget, kalau disini temen-temenya pada cuwek. Gue nggak punya temen. Setiap gue ikut gabung malah pada menghindar, (Dasar cewek-cewek freak. Sukanya pada gossip tanpa tahu latar belakangnya). Parahnya lagi, setiap gue jalan, cowok-cowok pada ganjen, entah manggil-manggil, siul-siul, sampe pura-pura jatuh. Heuh kenapa ndak pura-pura mati sekalian, biar gue panggilkan mobil jenazah.
“Ayah kapan kita pulang?”
“Kita sudah di rumah, pulang kemana?”
“Bekasi, Rita kangen ibu.”
“Kita baru tiga hari di Samarinda. Masak sudah ndak betah.”
“Bukannya ndak betah, tapi Rita cuma kangen aja.”
“Oke…. Besok libur semester ayah anterin ke Bekasi.
“Libur semesterkan masih lama!”
“Sekarang kamu lebih baik belajar. Biar waktu untuk libur semester nggak kerasa lama.”
ABCD…(Aduh Bok Capek Deh) Bokap pinter banget ngeles.
Bener kata bokap. Kalau belajar alias sungguh-sungguh dan dinikmati semua akan berjalan cepat. Buktinya gue udah bertahan hidup di tengah siswa siswi sekolah yang pada imbisil selama 6 hari yeeee… hebat kan, tanpa seorang temanpun. Walau kadang kesepian dan berharap banget punya teman.
“Hallo. Rita ya ?” Sapa wanita yang gue tabrak saat hari pertama masuk sekolah ini.
“I-iya…kamu?” Tanya gu sok sopan (pakai aku - kamu bukan gue - elo)
“Aku Lika.” Sambil menatap mata gue penuh arti.
“Owh…” Sembari kusunggingkan senyum gue yang sok cute.
“Nanti pulang sekolah temuain aku di kelas matematika II, ya!”
“Kelas paling pojok itu?”
“Iya.” Kata dia girang
“Buat apa? “ Tanya gue linglung.
“Aku mau tunjukin kamu sesuatu” Sambil menatap ke dada gue. Gila, gue harus cari alasan yang pas untuk menolak.
“Maaf, aku nanti ada exschool dance” sambil menutupi dada gue dengan diktat super tabel.
“Cuma sebentar kok. Pokoknya harus mau.” Paksanya dan langsung cabut.
Huft perasaan gue udah enggak enak, tapi gue harus positive thinking.
Bell pulang sekolah telah berbunyi. Dag dig dug serr … jantung gue berdegup kencang, sumpah! Gue takut diapa-apain sama Lika. Gilaaaaa… sekolah macam apa ini… Menyimpan murid yang pada freak… lebih baik di godain sama cowok-cowok tengil dari pada miss freak yang godain gue. Huft...
Ternyata jadi cewek cantik banyak resikonya. Batin gue songong dan belagu penuh dengan kesombongan. Huahahaha (ketawa jahat).
“Hai.. “ Lika ngagetin gue.
“Eh… Hehe,, “ Gue tersenyum jijik. Tiba-tiba Lika gandeng gue dan seenak udelnya narik gue, di suruh ngikutun dia. Setelah sampai di kelas matematika II Lika nunjukin DVD eclipse yang emang baru baru ini di realist.
“Owh… Ternyata ini yang ingin kamu tunjukin.” Sahut gue radak lega.
“Iya..”
“Huft…” Gue menghela nafas lega.
“Ada upahnya lho…” Dia menatap gue mesum.
“Apa ….?” Sambil gue pegangi kerah baju gue
“Ehm…” Dia mendekatkan diri, dan wajahnya 5cm lebih dekat di depan gue. Dan yang membuat gue merinding, saat tangannya mulai keluyuran ke rambut gue dan turun perlahan. Dan BODOHnya gue, gue hanya merem sambil tetap memegangi kerah baju gue dan ketakutan setengah hidup. belum sampai tuh tangan mampir ke kerah baju gue.
“LIKA” PLAK tuh tangan melayang ke pipi Lika. Trimakasih Tuhan…. Telah menyelamatkan kevirginan gue.
“Ayo cepat keluar “ Komando lelaki yang menampar Lika pada gue. Siap ndan...
“Iya…..” Gue ngikut di belakang cowok itu.
“Ehm,,, Makasih ya.”
“Iya. Lain kali hati-hati sama Lika, dia tertarik pada sesama jenis. Banyak anak baru yang tergolong cakep jadi korbannya untuk di sekap di ruang matematika II, dan ternyata kamu termasuk, nggak nyangka aku.”
“He’em” Gue manggut-manggut. Tapi, wait... Ada kata-kata yang nganu banget ya!
“Kamu anak baru yang dari Bekasi itu, ya ?”
“Iya. Nama kamu siapa? Lagi-lagi gue sok sopan, untuk menunjukkan rasa terimakasih.
“Yogi. Eh aku buru buru nih, aku duluan..” sambil lihat arlojinya kemudian Ia berlalu.
“Iya” Sahut gue saat melihat Yogi lari ngibrit
“Oh iya… gue kan ada exschool dance. Telat nih gue”
Setelah sampai kelas dance III, sesuai di brosur tadi, gue masuk dengan tampang linglung.
“Hehe… Maaf miss telat”
“Iya, nggak masalah.” Lalu gue menuju kamar pas.
Setelah ganti baju gue ngelihat tuh tampang Yogi juga ikut Exschool di sini, pantes aja tadi buru-buru. Hehehe … Setelah sharring dan perkenalan dengan miss Natalia yang baru ngajar pertama disini. Kalau di exshool Yogi itu senior gue tingkatannya, modelnya kayak pencak silat gitu, bedanya kalau pencak silat penanda tingkatannya ialah warna sabuk, kalau di exchool ini kaga ada penandanya. Kalau tingkatan kelas gue dan Yogi sama-sama kelas 11.
“Oke, sekarang berpasangan, dan senior dapat melatih junior yang di pegang masing masing.” Perintah Miss baru, entah gue lupa namanya.
“Baik Miss” Jawab kami serempak
“Hai.. kamu jadi junior gue, ya” Ajak cowok gede, tinggi, putih itu sembari menghampiri gue.
“Jangan sama dia, sama aku aja.” Sangkal cowok keturunan cina kesasar
“Hehehe,,,” gue melemparkan senyum heran
“Udah sama gue aja” Sahut lelaki sambil narik tangan gue menjauhi kedua lelaki tengil tadi, hehehe…. Ehm, nganu... Lumayan... Kalau lelaki yang satu ini lumayan ganteng juga ….
“Kenalin aku Kiki, aku senior kamu selama latihan hari ini.”
“Oke.” Lalu kami latihan ngedance hip hop.
Saat break, Cs-nya Yogi pada kenalan sama gue. Cowok gede, tinggi, putih tadi namanya Dody. Kalo yang kayak cina kesasar tadi namanya Dedy. Ada juga yang namanya Hanif, Kiki, dan Jeje. Kalo Yogi deketnyasama Jeje . kalo Kiki deketnya sama Hanif dan persahabatan mereka kompleks. Ternyata anaknya asik-asik . Saat akan pulang Yogi minta nomer HP gue. Dengan penuh berat hati gue kasih tuh nomer HP gue. Soalnya itu nomer HP yang nyimpen cuma temen-temen gue yang bergender cewek. Baru kali ini gue punya temen laki-laki mana satu gank pula.
05.00 PM arloji gue muternya cepet banget, akhirnya gue langsung cabut ke kamar mandi, setelah mandi, belom sempet pake baju tuh HP udah berdering.
”Hallo…” Sapa gue.
“Tut…tut….” Damn malah dimatiin
*Kesan Pertama SMS-an Dengan Temen Cowok*
Gue : “Siapa? Yogi?”
Yogi : “Udah tau nanya.”
Gue : “Ngak punya pulsa Om ? Wkwkwkwkw.”
Yogi : “Idih…. Masih pulsa gue, tadi jaringannya susah.”
Gue : “Tak perlu menyangkal wkwkw… Jaringan hanya alibi busukmu.”
Yogi : “Sialan!! Kampret lu.”
*Kalau yang ini agak modal dikit nih si Kiki*
Kring…..kring......
“Rit, ini gue Kiki”
“Oh ya, ada apa ?”
“Nanti anak-anak pada mau nongkrong ke cafe yang tadi gue ceritain. Elo bisa ikut ndak?”
“Kalo elo?”
“Lha kok malah Tanya balik.”
“Hehehe… Gue minta izin ayah gue dulu, ya.”
“Oh ya, nanti anak-anak juga pada bawa pacarnya. Elo nanti kalo ikut mau bawa cowok juga ndak apa.”
“Bokap gue dong, hehehehe.”
“Ah, ya ndak salah sih... Tapi nganu itu lho... Ah entahlah, gue tunggu di cafe. Bisa atau kagaknya kabarin ya!”
“Ya” lalu gue buka sms yang baru masuk
Setelah minta izin bokap ternyata dibolehin, gue langsung ngabarin anak-anak siap-siap dan cabut.
“Hai….”
“Hai…Akhirnya datang juga” sambut Yogi.
“Kenalin ini Yuna, pacar gue” sahut Hanif.
“Hallo Yuna… Gue Rita.” Salam gue ramah.
“Kalo nona ini namanya Dinda, pacarnya Dody. Yang duduk di pojok itu Shinta, tunangannya Dedy, soalnya dijodohin dari kecil mereka sama ortunya.” Hanif nerocos luas persegi.
“Hai..” Sembari gue salamin satu-satu.
“Well, kok cuma tiga? Pacar Yogi, Kiki, Jeje pada terbang kemana?”
“Mereka beum laku-laku sih” celetuk Dody.
““Hahahahaha….” Sahut kami bersamaan.”
“Ngejek lo Dy! Tega lo... Yogi gitu-gitu punya pacar tahu!” Bela Hanif.
“Sapa emang?” Tanya Dody.
“Lika.” Sahut Hanifdiiringi tawa teman-teman yang pada cekakakan, puas membully Yogi.
“Njir...” Geming Yogi sembari memalingkan muka.
“Kamu pesen apa Rit ?” Tanya Yogi.
“Nasi kucing ada ndak ?”
“Yee,,, kampret beneran ini. Caffe mana ada nasi kucing.” Sahut Yogi jengkel
“Samain kamu aja.” Sahut gue.
“Sip” Yogi langsung panggil pelayan dan mulai nerocos nyebut pesenan kami semua.
Hamper setiap hari gue mampir ke bukit belakang sekolah dan duduk di bawah pohon, dari sini gue bisa lihat awan dengan jelas. Pas banget, tadi gue baru selesai exschool dance , dan duduk di bawah pohon gede sambil ngelihat awan. Mhmm.. nyaman banget, rasa capek habis dance serasa hilang.
“Sendirian aja ?”
“Eh… Kiki… Iya nih.”
“Nih..” Sambil lempar kaleng soft drink.
“Makasih.”
“Sayang yah” Sambil duduk di sebelah gue.
“Kenapa ?”
“Kita ndak pernah satu kelas.”
“Gue sama anak-anak laen juga ndak pernah satu kelas”
“Iya. Mungkin saking banyaknya murid.”
“Kamu semalem dapet nomer gue dari Yogi ya ?”
“Iya,kenapa ?”
“Ngak apa apa kok.”
“Nanti malem bisa temenin gue beli buku ndak ?”
PIP…. PIP…
Tiba tiba ada SMS dari Yogi.
“Nanti malam pada belajar kelompok di rumah gue, please datang ya.. kata Mr. Roan dulu kamu pernah juara olimpiade sains & matematika. Ajarin gue ya! Otak gue bisa keram kalo lihat logaritma dan matrix“
“Ehhmm,, emang nanti malem ndak ikut belajar kelompok?” Tanya gue pada Kiki setelah membaca sms dari Yogi.
“Ndak bisa, tadi gue udah bilang Yogi kalau gue di titpin bokop buat beli buku.”
“Owh,, maaf Kik, gue ndak bisa nemenin elo. Gue mau belajar kelompok aja kebetulan gue kemarin juga dapet PR matematika.”
“Owh,, ya udah. Kalo sekarang elo bisakan jalan sama gue?”
“Kemana?”
“Main time zone.”
“Asyik… Ayo..” Sahut gue girang.
Kami langsung cabut ke mall dan main time zone bareng. Kami main dance, basket, balap mobil, dan masih banyak yang lain. Saat main geme ngambil boneka yang dapet malah kaos kaki sepasang. Hah.. Gembel, mana yang satu diminta Kiki lagi, cuma dapet satu deh. Tapi anehnya selama sama dia gue ngerasa nyaman. Hehehehe kapan lagi maen time zone sama cowok ganteng, bintang sekolah lagi. Setelah dianterin pulang sama Kiki gue langsung mandi dan nyiapain buku buat besok. Tak lama kemudian ada telfon masuk, dan ternyata itu dari Yogi.
“Nanti malem jangan lupa datang lho.”
“Gue ndak tau rumah elo.”
“Ntar gue jemput.”
“Emang elu tau rumah gue ?”
“Tau lah.”
“Dari siapa?”
“Rahasia perusahaan.”
“Elo dikasih tau Kiki ya?”
“Emang Kiki pernah kerumah lo?”
“Tadi barusan dia nganterin gue pulang.”
“Abis dari mana ?”
“Mall, main time zone.” Lalu dengan kejamnya, Yogi langsung memtaikan telfon tanpa basa-basi. Dasar laki kamvret....
Saat lagi makan malam bareng bokap dan bude Yati (assistant keluarga). Tiba-tiba, tok… tok… setelah di bukakan bude Yati ternyata Yogi, huft.. si kampret udah datang, intipku dari balik korden rusng makan.
DAPATKAN KISAH LENGKAP + CERPEN LAINNYA PADA EBOOK
0 Response to "CERPEN - I love you kampret"
Posting Komentar