Kisah Nabi Ibrahim AS

Kisah Nabi Ibrahim as Dalam Al-Qur'an
Al-Qur'an memiliki perhatian yang kuat dalam mengisahkan tentang kehidupan Nabi Ibrahim as. Setikanya, kisah Nabi Ibrahim as disebutkan sebanyak 25 kali, yang tersebur dalam 20 surat, dengan total ayat yang bercerita tentang beliau sebanyak 156 ayat. Jumlah ini merupakan jumlah yang cukup besar untuk mengisahkan perjalalan da'wah dan kehidupan Nabi Ibrahim as. Salah satu hikmahnya adalah bahwa kita diminta untuk mengambil hikmah dan ibrah yang mendalam dan sangat banyak dalam perjalanan da'wah dan kehidupan Nabi Ibrahim as.
Kelahiran & Kehidupan Nabi Ibrahim as Hingga Dewasa
Nabi Ibrahim as dilahirkan di negeri Babilonia, di wilayah Iraq. Di negeri ini seluruh penduduknya adalah para penyembah berhala. Negeri ini dipimpin oleh Raja Namrudz bin Kan'an yang sangat otoriter, yang bahkan ia memerintahkan penduduknya untuk mengagungkan dirinya, memuliakannya bahkan menyuruh mereka untuk menyembahnya. Pada masanya, Raja Namrudz sangat ditakuti. Apa yang dikatakannya, akan diikuti oleh semua orang. Dan tidak ada seorang pun yang berani menyanggah atau bahkan mendebatnya, kecuali Nabi Ibrahim as. Beliaulah satu-satunya orang yang berani menyanggah dan mendebat Namurdz bin Kan'an.
Garis Keturunan Nabi Ibrahim as Keatas Dan Kebawah
Bapak Nabi Ibrahim as bernama Azar. Walaupun ada juga yang mengatakan bahwa bapaknya bernama Tarih. Namun jumhur ulama sepakat mengatakan bahwa Bapak beliau bernama Azar, berdasarkan dalil Qur'an dan sunnah, yaitu :
· QS Al-An'am 94 ( وإذ قال إبراهيم لأبيه آزر أتتخذ أصناما آلهة )
· HR Bukhari ( يلقي أبراهيم أباه آزر يوم القيامة )
Apabila ditarik keatas dari garis keturunan Bapaknya, maka kakek beliau ke yang ke IX adalah Nabi Nuh as. Nabi yang dikenal sebagai Nabi yang besar pengorbanannya ini juga disebut sebagai Abul Anbiya' (Bapak para Nabi) karena memiliki keturunan para nabi, hingga ke Nabi Muhammad SAW. Keturunan beliau yang menjadi nabi dapat disimpulkan dari dua garis :
· Dari garis keturunan nabi Ishak lahir seluruh nabi-nabi Bani Israil.
· Dari garis keturunan nabi Ismail lahirlah nabi Muhammad SAW.
Berpindah Dari Satu Tempat Ke Tempat Lainnya
Nabi Ibrahim as tumbuh dan tinggal hingga dewasa di Babilonia. Kemudian bersama bapaknya beliau berpindah ke Baitul Maqdis dan menetap di sana. Bersamanya turut serta pula keponakan beliau, yaitu Nabi Luth as. Mereka juga menetap di negri Hiran di wilayah Kan'aniyin yang luas wilayahnya membentang dari Syam hingga Jazirah Arab, yang penduduknya juga adalah para penyembah berhala. Penduduk Hiran menyembah bintang-bintang, dan membuat dari tiap bintang bentuk berhalanya yang di gantung dan mereka sucikan, di pintu-pintu rumah mereka. Demikianlah, Nabi Ibrahim as hidup di tengah-tengah lingkungan yang keseluruhannya menyekutukan Allah SWT. Baik itu dari keluarganya, maupun masyarakat dan bangsanya. Namun Allah SWT tetap menjaga beliau, istiqamah dalam ketauhidan kepada Allah SWT.
Profesi Azar, Kehidupan Kaumnya Dan Terjaganya Nabi Ibrahim Dari Pengaruh Berhala
Bapak beliau, Azar berprofesi sebagai pembuat sekaligus sebagai penjual berhala Hal ini lah yang kemudian menjadikan Azar memiliki “tempat” dan dihormati oleh mereka. Namun kendatipun suasana penyembah berhala, baik yang dilakukan keluarganya, kaumnya serta bangsanyta,Nabi Ibrahim as tumbuh dengan ri'ayah Allah terjaga dari hal-hal tersebut. Hal ini sebagaimana digambarkan dalam ayat (QS An-Nahl 120 - 121) :
إن إبراهيم كان أمة قانتا لله حنيفا ولم يك من المشركين شاكرا لأنعمه اجتباه وهداه إلى صراط مستقيم
Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang imam yang dapat dijadikan teladan lagi patuh kepada Allah dan hanif. Dan sekali-kali bukanlah dia termasuk orang-orang yang mempersekutukan (Tuhan),(lagi) yang mensyukuri ni`mat-ni`mat Allah, Allah telah memilihnya dan menunjukinya kepada jalan yang lurus.
Mengenai ayat ini, Ibnu Mundzir meriwayatkan dari Ibnu Abbas ra, tentang firman Allah ( كان أمة ) yaitu Imam dalam kebaikan. Dan firman Allah ( قانتا ), yaitu taat kepada Allah. (Fathul Qadir – Syaukani). Dan menguatkan keIslam serta keistiqamahan nabi Ibrahim as dalam ajaran tauhid adalah firman Allah SWT : QS Ali Imran 67
ماكان إبراهيم يهوديا ولا نصرانيا ولكن كان حنيفا مسلما وما كان من المشركين
Ibrahim bukan seorang Yahudi dan bukan (pula) seorang Nasrani, akan tetapi dia adalah seorang yang lurus lagi berserah diri (kepada Allah) dan sekali-kali bukanlah dia termasuk golongan orang-orang musyrik."
Bahkan bukan hanya terjaga keimanannya kepada Allah SWT semat, Nabi Ibrahim as juga secara terang-terangan mengikrarkan Keislamannya serta memperlihatkan pengingkarannya terhadap kemusyrikan. Hal ini sebagaimana digambarkan dalam Al-Qur'an : QS Al-An'am 79
إني وجهت وجهي للذي فطر السموات والأرض حنيفا وما أنا من المشركين
Sesungguhnya aku menghadapkan diriku kepada Tuhan yang menciptakan langit dan bumi dengan cenderung kepada agama yang benar, dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan.
Da'wah Nabi Ibrahim as Kepada Bapaknya
Nabi Ibrahim memulai da'wahnya pertama-tama kepada Bapaknya sendiri, yaitu Azar. Hal ini beliau lakukan dengan alasan atau pertimbangan tersendiri, yaitu :
· Supaya kebaikan pertama kali muncul dari keluarganya. Rasulullah SAW pun juga mengikuti langkah beliau, yang menda'wahi keluarganya terlebih dahulu.
· Karena Bapaknya adalah pembuat dan penjual berhala, yang apabila Bapaknya mengikuti da'wahnya, berarti otomatis biang kemusyrikan bisa ditiadakan.
Nabi Ibrahim as sangat membenci berhala-berhala. Pernah suatu ketika Azar mengejak beliau ke tempat penyembahan berhala. Pada saat tersebut nabi Ibrahim seorang dukun yang tengah berdiri dihadapan berhala dengan posisi ruku' meminta kepada berhala. Lantas nabi Ibrahim menghardiknya, sebagaimana diabadikan dalam Al-Qur'an. Peristiwa ini terjadi sebelum beliau diangkat menjadi Nabi : QS. Al-An'am 74 :
وإذ قال إبراهيم لآبيه آزر أتتخذ أصناما آلهة إني أراك وقومك في ضلال مبين
Dan (ingatlah) di waktu Ibrahim berkata kepada bapaknya Aazar: "Pantaskah kamu menjadikan berhala-berhala sebagai tuhan-tuhan? Sesungguhnya aku melihat kamu dan kaummu dalam kesesatan yang nyata".
Setelah beliau menjadi nabi, beliau juga menda'wahi kembali Bapaknya. Bahkan setelah menjadi nabi, beliau menda'wahi bapaknya dengan penjelasan yang lebih luas. Hal ini sebagaimana yang dibadikan Allah dalam firman-Nya : QS. Maryam 42 - 45
ياأبت لم تعبد مالا يسمع ولا يبصر ولا يغني عنك شيئا، ياآبت إني قد جاءني من العلم ما لم يأتك افاتعني أهدك صراطا سويا، ياأبت لا تعبد الشيطان إن الشيطان كان للرحمن عصيا، ياأبت إني أخاف أن يمسك عذاب من الرحمن فتكون للشيطان وليا
Ingatlah ketika ia berkata kepada bapaknya: "Wahai bapakku, mengapa kamu menyembah sesuatu yang tidak mendengar, tidak melihat dan tidak dapat menolong kamu sedikitpun? Wahai bapakku, sesungguhnya telah datang kepadaku sebahagian ilmu pengetahuan yang tidak datang kepadamu, maka ikutilah aku, niscaya aku akan menunjukkan kepadamu jalan yang lurus. Wahai bapakku, janganlah kamu menyembah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu durhaka kepada Tuhan Yang Maha Pemurah. Wahai bapakku, sesungguhnya aku khawatir bahwa kamu akan ditimpa azab dari Tuhan Yang Maha Pemurah, maka kamu menjadi kawan bagi syaitan".
Mendengar seruan dan ajakan Nabi Ibrahim as, Azar mengingkari dan bahkan mengancam Nabi Ibrahim as dengan rajam dan pengusiran : QS. Maryam 46
قال أراغب أنت عن آلهتي يا إبراهيم، لئن لم تنته لأرجمنك واهجرني مليا
Berkata bapaknya: "Bencikah kamu kepada tuhan-tuhanku, hai Ibrahim? Jika kamu tidak berhenti, maka niscaya kamu akan kurajam, dan tinggalkanlah aku buat waktu yang lama".
Azar mengingkari da'wah nabi Ibrahim as adalah karena Azar mendapatkan “tempat” dan kemuliaan di masyarakatnya, terkait profesinya sebagai pembuat dan penjual berhala. Dan tentunya sekiranya Azar menerima da'wah Nabi Ibrahim, akan berakibat pada kemurkaan kaumnya. Namun Nabi Ibrahim as berusaha sekuat tenaga untuk menda'wahi Bapaknya. Tercatat metode yang beliau guanakan untuk menda'wahi Bapaknya adalah sebagai berikut :
1.Memberikan nasehat yang baik kepada Bapaknya.
2.Memperingatkan Bapaknya dari bahaya syaitan
3.Metode memberikan ancaman (akhirat) apabila beliu tidak mengikuti da'wahnya.
4. Menda'wahi dengan cara yang lembut dan santun kepada Bapaknya, bahkan Nabi Ibrahim pernah juga mendoakan Bapaknya :
قال سلام عليك سأستغفر لك ربي إنه كان بي حفيا
Berkata Ibrahim: "Semoga keselamatan dilimpahkan kepadamu, aku akan meminta ampun bagimu kepada Tuhanku. Sesungguhnya Dia sangat baik kepadaku. (QS. Maryam 47)
Namun akhirnya setelah Nabi Ibrahim as telah mengetahui keingkaran Bapaknya terhadap da'wah beliau, beliau pun menarik diri daripadanya dan tidak lagi mendoakannya. Allah SWT berfimrna dalam Al-Qur'an :
وما كان استغفار إبراهيم لأبيه إلا عن موعدة وعدها إياه فلما تبين له أنه عدو لله تبرأ منه إن إبراهيم لأواه حليم
Dan permintaan ampun dari Ibrahim (kepada Allah) untuk bapaknya, tidak lain hanyalah karena suatu janji yang telah diikrarkannya kepada bapaknya itu. Maka tatkala jelas bagi Ibrahim bahwa bapaknya itu adalah musuh Allah, maka Ibrahim berlepas diri daripadanya. Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang yang sangat lembut hatinya lagi penyantun. (QS. At-Taubah 114)
Dari da'wah yang beliau lakukan terhadap bapaknya, dapat disimpulkan bahwa beliau menggunakan metode da'wah sebagai berikut :
a. Menjelaskan tentang hakekat berhala; “Wahai bapakku, mengapa engkau menyembah sesuatu yang tidak dapat mendengar, melihat dan tidak dapat menolong kamu sedikitpun.” (QS. Maryam 42)
b. Peringatan dari bahaya syaitan dan dari azab Allah SWT (QS Maryam 44 – 45)
c. Memberitahukan tentang kenabian dirinya. (QS. Maryam 42)
d. Kesabaran dan kelemahlembutan, diantaranya dengan mendoakannya (QS. As-Syu'ara' 86)

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Kisah Nabi Ibrahim AS"

Posting Komentar