Kucing Kesayangan
20151220 Minggu
Hari Jum’at kemarin aku kehilangan Popo. Aku menyadari Popo hilang ketika aku memanggilnya untuk sarapan, namun dia tak kunjung menampakkan batang hidungnya. Lalu ku ingat-ingat semalam, semalam saat sholat maghrib Popo masih ada, dia malah sempat lari-lari pecicilan memberantakan sajadahnya bu de Amik. Kemudian setelah isya’ Popo sempet menemaniku di pembaringan untuk main laptop. Kemudian Popo ke luar dari kamarku, aku ikut keluar untuk mengambil selimut. Ku lihat Popo tidur di mejaku beralaskan kain lap, segera ku ambil selimutku, namun Popo malah mainan dan masuk di dalam almari. Aku segera menyuruh Popo keluar dari almari. Aku segera tidur berselimutan, Popo yang semula menyusulku naik ke atas ranjang, tiba-tiba saja turun lagi. Aku fikir Popo tidur di meja belajarku lagi, namun sejak saat itu ternyata kali terakhirku melihatnya.
Sebelumnya aku sempat bertanya dalam hati, jika Popo hilang maka aku akan apa? Ternyata firasatku saat hari Rabudan Kamis itu terjawab di keesokan harinya, hari Jum’at yang barokah. Hari dimana aku berluluran air mata, aku menggosok-gosok lengan, kaki, dan leherku penuh dengan sesenggukan diiringi lagu Butterfly-BTS, dan Run-BTS (piano cover), sesaat aku mendengar lagu itu seketika aku teringat saat-saat penting bersama Popo, saat mendengarkan lagu itu bersama Popo berdua di ranjang. Saat tidur bersama, saat main magic fruit, saat Popo menelfon mbak Ning, saat Popo main hiasan pintu yang tergantung di depan pintu kamar saat Popo aku gendong, saat aku mengerjakan tugas ditemani Popo, saat aku akan pergi Popo selalu ingin ikut, aku merasa begitu kehilangan.
Basah sajadahku penuh dengan rasa kehilangan, kesepian, rasa sakit, dan kecewa, serta rasa khawatir akan keadaannya saat ini. Ternyata begini rasanya ketika Popo tidak ada. Besar harapanku Popo akan kembali, namun mbak Rina mengatakan. Bahwa saat tengah malam jam 01.00 pagi, Popo masih di sekitar sate, di kasih makan sate oleh mbak Rina. Mbak Rina sempat heran mengapa Popo tidak masuk rumah. Akhirnya Popo di tinggal mbak Rina setelah jualan. Seusai itu Popo tidak kembali lagi, besar kemungkinan Popo diambil orang. Namun entah mengapa, perasaanku mengatakan bahwa Popo dicelakai oleh orang lain tau dicelakai oleh kucing lain. Karena jika memang Popo diambil oleh orang lain pastilah Popo akan segera kembali, aku yakin Popo juga mencintaiku seperti aku mencintainya, dia tidak mudah melupakanku dan bauku demi orang lain, pasti Popo akan segera kembali.
Pada malam harinya sebelum kehilangan Popo, aku sempat bermimpi buruk, hingga aku terbangun tengah malam. Tiba-tiba terdengar “Kreeek.” Burung gagak menjerit seperti tepat di atas rumahku. Aku sempat merasa tidak enak, dan merasa hawa tidak nyaman, namun aku segera menghiraukannya dan tidur kembali. Dan ternyata benar, esok harinya Popo tidak menjumpaiku lagi.
Begitu sedihnya hari-hariku selepas kepergian Popo, aku begitu merasa kesepian, dan seakan mimpi. Aku seperti hidup dalam dunia hayal masa lalu bersama Popo. Aku sering melihat bayangan Popo di meja belajar, di ranjang, dan kotak nasi bekas kesayangannya. Pagi, siang, sore, malam tak lain hanyalah menangis di kamar. Suaraku kini serak gara-gara terlalu sering teriak-teriak memanggil Popo, karena siapa tahu jika aku memanggilnya tiba-tiba dia datang. Mungkin kini aku telah gila. Tak ada kucing terbaik sebaik Popo, dia selalu ada untukku. Saat aku menangis dia memandangku dengan penuh arti, saat aku bahagia dan menari-nari dia ikut berloncat-loncat dan berlari kegirangan, saat aku bermain-main kejar-kejaran dengannya, dia dengan mata riangnya bersembunyi kemudian mengejarku balik.
Aku tak habis fikir, begitu dalamnya cintaku kepada hewan itu. Hingga dalam tidurpun aku menagis, aku menyadarinya ketika aku bangun dari tidur, dan ku dapati air mataku yang telah mengering di pipi. Dalam mimpipun aku juga memikirkan Popo, hewan kesayanganku.
Mungkin jika tidak ku imbangi dengan, sholat, mengingat Allah Swt., sabar, dan syukur mungkin hari ini aku benar-benar gila sungguhan. Mengingat betapa seperti orang sekarat aku ketika hanyut dalam kesedihan. Alhamdulillah Allah Swt. masih menjagaku.
Mungkin ini teguran dari Allah Swt. agar aku tidak terlalu mencintai suatu makhluk/benda secara berlebihan. Karena yang patutnya kita cinta dengan sepenuh jiwa hanyalah Rabb dan Nabi Saw kita. Semoga aku diberi perlindungan Allah Swt. yang Maha kuat untuk menguatkanku, sehingga aku mendapat hikmah di balik ini semua.
0 Response to "Kucing Kesayangan"
Posting Komentar