MAKALAH - EVALUASI DALAM PENDIDIKAN ISLAM
EVALUASI DALAM PENDIDIKAN ISLAM
Disusun oleh :
Diyan Sofiyanti
Siti Umaroh
Sekolah Tinggi Agama Islam Grobogan
2015
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berasal dari tema “Evaliasi dalam Pendidikan”. Sebelum melangkah lebih dalam, adakah yang sudah mengetahui apa yang dimaksud dengan “Evaluasi”?
Evaluasi adalah pengukuran dan penilaian yang dapat dijadikan pedoman bagi sekolah, mengetahui kompetensi siwa, dan mengetahui efektif atau tidaknya metode belajar guru.
Sehingga kita dapat mempersiapkan diri untuk menilai dan mengukur kemampuan siswa dan kemampuan metode kita dalam mengajar dengan diadakannya evaluasi.
B. Rumusan Masalah
· Pengertian Evaluasi
· Tujuan Evaluasi
· Fugsi Evaluasi
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan ini adalah untuk memenuhi tugas yang telah diberikan dan memberikan sedikit tambahan materi / pengetahuan kepada para mahasiswa dan mahasiswi sebagai acuan untuk belajar dan semoga memberi manfaat untuksemuanya.
BAB II
ISI
A. Pengertian Evaluasi Pendidikan
1. Devisini evaluasi
(1) Bloom et. al (1971):
Evaluasi, sebagaimana kita lihat, adalah pengumpulan kenyataan secara sistematis untuk menetapkan apakah dalam kenyataannya terjadi perubahan dalam diri siswa dan menetapkan sejauh mana tingkat perubahan dalam pribadi siswa.
(2) Stufflebeam et. al (1971):
Merupakan proses menggambarkan, memperoleh, dan menyajikan informasi yang berguna untuk menilai alternatif keputusan.
(3) Ada batasan lain:
Penentuan kesesuaian antara penampilan (untuk kerja) dan tujuan.
(4) Ada batasan lain lagi:
Pertimbangan profesional atau suatu proses yang memungkinkan seseorang membuat pertimbangan tentang daya tarik atau nilai sesuatu.
(5) Cronbach (1982):
Menguraikan prinsip-prinsip dasar evaluasi seperti dalam bukunya DesigningEvaluator of Educational and Social Program.
2. Pengertian Evaluasi
Selain istilah evaluasi seperti yang tercantum dalam definisi di atas, kita dapati pula istilah pengukuran dan penilaian. Ketiga istilah tersebut pada umumnya cenderung diartikan sama (tidak dibedakan). Padahal sebenarnya ketiga istilah tersebut tidak sama artinya, setidak-tidaknya ada kaitan antara ketiga istilah tersebut. Coba perhatikan contoh-contoh berikut:
a) Apabila ada orang yang akan memberi sebatang tongkat kepada kita, dan kita disuruh memilih antara dua tongkat yang tidak sama panjangnya, maka tentu saja kita akan memilih yang “panjang”. Kita tidak akan memilih yang “pendek” kecuali ada alasan khusus.
b) Pasar merupakan sutau tempat bertemunya orang-orang yang akan menjuah dan membeli. Sebelum menentukan barang yang akan dibelinya, seorang pembeli akan memilih dahulu mana barang yang lebih “baik” menurut ukurannya. Apabila Ia ingin membeli jeruk, dipilihnya jeruk yang besar, kuning, halus. Semuanya itu dipertimbangkan karena menurut pengalaman sebelumnya, jenis jeruk-jeruk yang demikian ini rasanya akan manis. Sedangkan jeruk yang masih kecil, hijau, dan kulitnya agak kasar, biasanya masam rasanya.
Dari contoh-contoh di atas ini dapat kita simpulkan bahwa sebelum menentukan pilihan, kita mengadakan penilaian terhadap benda-benda yang akan kita pilih.
Dengan demikian kita mengenal dua macam ukuran, yakni ukuran yang terstandar (meter, kilogram, takaran, dsb) ukuran tidak terstandar (depa, , jengkal, langkah, dsb) dan ukuran perkiraan berdasarkan hasil pengalaman (jeruk manis adalah yang kuning, besar, halus kulitnya).
Kedua langkah kegiatan yang dilalui sebelum mengambil barang untuk kita, itulah yang disebut mengadakan evaluasi, yakni mengukur dan menilai. Kita tidak dapat mengadakan penilaiansebelum kita mengadakan pengukuran.
a) Mengukur : membandingkan sesuatu dengan satu ukuran. Pengukuran bersifan kuantitatif.
b) Menilai : mengambil suatu keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik buruk. Penilaian bersifat kualitatif.
c) Mengadakan evaluasi meliputi kedua langkah diatas yakni mengukur dan menilai.
B. Tujuan Evaluasi Pendidikan
Evaluasi pendidikan adalah kegiatan menilai yang terjadi dalam kegiatan pendidikan. Untuk membatasi masalah, maka dalam makalah ini hanya akan dibicarakan penilaian di sekolah.
Guru ataupun pengelola pengajaran mengadakan penilaian dengan maksud melihat apakah usaha yang dilakukan melalui pengajaran sudah mencapai tujuan.
Apabila sekolah diumpamakan sebagian tempat mengolah sesuatu dan calon siswa diumpamakan sebagai bahan mentah maka lulusan dari sekolah itu dapat disamakan dengan hasil olahan yang sudah siap digunakan. Dalam istilah inovasi digunakan teknologi maka tempat pengolah ini di sebut transformasi.
Jika digambarkan dalam bentuk diagram akan terlihat sebagai berikut:
a) Input
Bahan mentah yang dimasukkan ke dalam transformasi. Dalam dunia sekolah diumpamakan seperti calon siswa baru akan memasuki sekolah.
b) Output
Bahan jadi yang dihasilkan oleh transformasi. Yang dimaksud adalah siswa lulusan sekolah yang bersangkutan.
c) Transformasi
Mesin yang bertugas mengubah bahan mentah menjadi bahan jadi. Dalam dunia sekolah, sekolah itulah yang menjadi transformasi.
d) Umpan balik (feed back)
Segala informasi baik yang menyangkut output maupun transformasi. Misalnya, siswa lulusan yang kurang bermutu maka akan di cap pula sekolah tempat siswa itu sekolah yang juga kurang bermutu.
(1) Manfaat evalusasi bagi siswa
Dengan diadakan penilaian, maka siswa dapat mengetahui sejauh mana telah berhasil mengikuti pelajaran yang diberikan oleh guru.
(2) Manfaat evaluasi bagi guru
i. Mengetahui siswa yang kompeten dan kurang kompeten.
ii. Mengetahui materi yang diajarkan sudah tepat bagi siswa atau belum.
iii. Mengetahui metode mengajar sudah tepat atau belum.
(3) Manfaat evaluasi bagi sekolah
i. Mengetahui jalannya proses belajar mengajar
ii. Mengetahui tepat tidaknya kurikulum untuk sekolah itu dapat merupakan bahan pertimbangan bagi perencanaan sekolah untuk masa-masa yang akan datang.
iii. Informasi hasil penilaian dari tahun per tahun akan menjadi pedoman bagi sekolah.
Tujuan utama melakukan evaluasi dalam proses belajar mengajar adalah untuk mendapatkan informasi yang akurat mengenai tingkat pencapaian tujuan instruksional oleh siswa sehingga dapat diupayakan tindak lanjutnya. Tindak lanjut termaksud merupakan fungsi evaluasi dan dapat berupa:
(1) Penempatan pada tempat yang tepat
(2) Pemberian umpan balik
(3) Diaknosis kesulitan belajar siswa
(4) Penentuan kelulusan.
Untuk masing-masing tindak lanjut yang dikehendaki ini diadakan tes, yang diberi nama:
(1) Tes penempatan
Jenis tes ini disajikan pada awal tahun pelajaran untuk mengukur kesiapan siswa dan mengetahui tingkat pengetahuan yang dicapai siswa dalam kesiapannya.
(2) Tes formatif
Tes jenis ini disajikan ditengah program pengajaran untukmemantau (memonitor) kemajuan belajar siswa.
(3) Tes diagnosis
Tes jenis ini bertujuan mendiagnosis kesulitan belajar siswa untuk mengupayakan perbaikannya.
(4) Tes sumatif
Tes jenis ini biasanya diberikan pada akhir tahun ajaran atau akhir jenjang suatu pendidikan.
C. Fungsi Evaluasi Pendidikan
Dengan mengetahui manfaat evaluasi ditinjau dari berbagai segi dalam sistem pendidikan, maka dengan cara lain dapat dikatakan bahwa fungsi evaluasi ada beberapa hal:
1. Evaluasi berfungsi selektif
Dengan cara mengadakan evaluasi guru mempunyai cara untuk mengadakan seleksi terhadap siswanya, tujuannya untuk:
a) Untuk memilih siswa yang dapat diterima disekolah tertentu
b) Untuk memilih siswa yang dapat naik ke kelas atau tingkat berikutnya
c) Untuk memilih siswa yang seharusnya mendapat beasiswa
d) Untuk memilih siswa yang sudah berhak meninggalkan sekolah, dsb.
2. Evaluasi berfungsi diagnotig
Apabila alat yang digunakan dalam evaluasu cukup memenuhi persyaratan, maka dengan melihat hasilnya, guru akan mengetahui kelemahan siswa.
3. Evaluasi berfungsi sebagai penempatan
Sistem baru yang kini banyak di populerkan di negara barat, adalah sistem belajar sendiri. Untuk menentukan dengan pasti di kelompok mana seorang siswa harus ditempatkan, digunakan suatu evaluasi.
4. Evaluasi berfungsi sebagai pengukuran keberhasilan
Untuk mengetahui sejauh mana program berhasil diterapkan. Faktor berhasilnya suatu program; guru, metode mengajar, kurikulum, sarana, sistem kurikulum.
D. Fungsi Evaluasi Pendidikan
Evaluasi dalam proses pengembangan sistem pendidikan dimaksudkan untuk:
· Perbaikan sistem
Dalam konteks tujuan ini, peranan evaluasi lebih bersifa tkonstruktif, karena informasi hasil penilaian dijadikan input bagi perbaikan-perbaikan yang diperlukan di dalam sistem pendidikan yang sedang dikembangkan. Disini evaluasi lebih merupakan kebutuhan yang datang dari dalam sistem itu sendiri karena evaluasi itu dipandang sebagai faktor yang memungkinkan dicapainya hasil. Pengembangan yang optimal dari sistem yang bersangkutan.
· Pertanggungjawaban kepada pemerintah dan masyarakat
Selama dan terutama pada akhir fase pengembangan sistem pendidikan, perlu adanya semacam pertanggung-jawaban (accountability) dari pihak pengembangan kepada berbagai pihak yangber kepentingan.
· Penentuan tidak lanjut hasil pengembangan
Tindak lanjut hasi pengembangan sistem pendidikan dapat berbentuk jawaban atas dua kemungkinan pertanyaan:
Pertama, apakah sistem baru tersebut akan atau tidak akan disebarluaskan?
Kedua, dalam kondisi yang bagaimana dan dengan cara yang bagaimana pula sistem baru tersebut akan disebarluaskan?
Ditinjau dari proses pengembangan sistem yang sudah berlangsung, pertanyaan pertama dipandang tidak tepat untuk diajukan pada akhir fase pengembangan. Pertanyaan tersebut hanya mempunyai dua kemungkinan jawaban, ya atau tidak. Secara teoritik dapat saja terjadi bahwa jawaban yang diberikan itu adalah tidak. Dan bila hal ini terjadi, kita akan dihadapkan pada situasi yang tidakmenguntungkan; biaya, tenaga dan waktu yang telah dikerahkan selama ini ternyata terbuang dengan percuma; murid-murid yang telah menggunakan cara baru tersebutselama fase pengembangan telah terlanjur dirugikan; sekolah-sekolah tempat proses pengembangan itu sekolah-sekolah tempat proses pengembangan itu berlangsung harus kembali menyesuaikan diri lagikepada cara yang lama; dan lambat laun akan timbul sikap skeptis di kalangan orang tua dan masyarakat terhadap pembaruan pendidikan dalam bentuk apa pun.
Pertanyaan yang kedua dipandang lebih tepat untuk diajukan pada akhir dase pengembangan. Pertanyaan tersebut mengimplikasikan sekurang-kurangnya tiga anak pertanyaan; aspek-aspek mana dari sistem tersbut yang masih perlu diperbaiki ataupun disesuaikan, strategi penyebaran yang bagaimana yang sebaiknya ditempuh, dan persyaratan-persyaratan apa yang perlu dipersiapkan terlebih dahulu di lapangan. Pertanyaan-pertanyaan ini dirasakan lebih bersifat konstruktif dan lebih dapat diterima ditinjau dari segi sosial, ekonomi, moral ataupun teknis.
Untuk menghasilkan informasi yang diperlukan dalam menjawab pertanyaan yang kedua itulah diperlukan kegiatan evaluasi.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari penjelasan diatas dapat kita simpulkan bahwa pengertian evaluasi pendidikan adalah pengukuran dan penilaian yang dapat dijadikan pedoman bagi sekolah, mengetahui kompetensi siwa, dan mengetahui efektif atau tidaknya metode belajar guru.
Tujuan utama melakukan evaluasi dalam proses belajar mengajar adalah untuk mendapatkan informasi yang akurat mengenai tingkat pencapaian tujuan instruksional oleh siswa sehingga dapat diupayakan tindak lanjutnya
· Perbaikan sistem
· Pertanggungjawaban kepada pemerintah dan masyarakat
· Penentuan tidak lanjut hasil pengembangan
B. Saran
Evaluasipendidikan sangat perlu dilakukan karena dapat kita ketahui bahwa dengan melakukan evaluasi dalam pendidikan maka akan ada banyak manfaat yang dapat kita petik.
DAFTAR PUSTAKA
1. Daryanto. 2008. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
0 Response to "MAKALAH - EVALUASI DALAM PENDIDIKAN ISLAM"
Posting Komentar