KUMPULAN PUISI | KARYA TIA PRATIWI

Hai reader, kali ini saya mempublikasikan karya puisi yang saya tulis dalam diary masa putih abu-abu. Ada puisi romantis, nasionalis, religius, amarah, duka, bahkan konyol. Mohon dimaklumi sebagian puisi ada yang absurd dan konyol karena sebagian puisi adalah karya saya saat masih labil, saya sendiri bahkan sering heran dengan jalan fikiran saya sendiri semasa ABG. Apapun itu mari kita simak, semoga bermanfaat dan menghibur!


Kumpulan PUISI - (Karya Tia Pratiwi)

BUNGA ANGAN
(Karya Tia Pratiwi)
Maaf jika aku sering membayangkanmu
Hanya itu cara memejamkan mataku
Terlepas dari masa laluku
Aku ingin bahagia dengan caraku

Aku hanya ingin memikirkan yang gempita
Karna aku memilih untuk berbahagia
Melanjutkan hidup tanpa masa lalu
Karna itulah aku memikirkanmu

Meskipun kamu tak menginginkan itu
Mungkin kamu akan risih terhadapku
Kita berdua tidak saling tahu
Maafkanlah aku yang memikirkanmu
Bermain pasir, berlarian di pantai
Atau membuatkanmu secangkir kopi
Bayangan klasik naiki permadani
Melambung buatku tertidur kembali

Terkadang mataku ingin menitikkan air
Dadaku ini terasa sesak
Mengkhawatirkan semua yg akan terjadi
Bagaimana masa depan kelak
Aku sungguh tidak bisa tertidur...

Masalaluku menjadi bayangan...
Izinkan terlelap tanpa hatiku hancur...
Biarkanku bayangkanmu dalam anganan...

Apakah ini sebuah pelarian?
Karna ini bukanlah pelampiasan
Bagaimanapun aku tak mengenalmu
Akupun juga tidak melukaimu
Jadi biarkan aku membayangkanmu...

Aku tidak tahu jalan fikiranku
Dan kemana perasaanku berlabuh
Izinkan fikiranku membayangkanmu
Sebagai pengantar lelapnya tidurku..

Maafkan aku yang selalu membayangkanmu...
Kekasih bayanganku...
Wanitamu
(Tia Pratiwi)
Aku tidak cantik
Juga bukan cendekiawan
Atau muslimah pejuang agama
Ataupun seperti wanita hebat lain...
Entah itu wanita karir, pebisnis, atau artis kampung mungkin...
Tapi aku ingin menjadi...
Istri yg sholehah untukmu
Wanita senantiasa taat padamu
Pendamping hidup yang setia di sisimu
Sehingga membuatmu nyaman dan senang saat melihatku
Akulah wanita yg mengandung buah hatimu
Yang senantiasa merapalkan harapan kebaikan keturunanmu
Harapan samawa dalam bahtera yang kita arungi saat ini
Semoga kamu terbahagiakan oleh renjana yg ku sajikan padamu selama ini...

I love u, suamiku
Hilang
(Karya Tia Pratiwi)
Terbanglah serpihan bayang
Terurailah berhamburan
Renjana yang berkelana
Renjana yang pernah ada
Mabuk terbuai mengenyam angan
Kita saat itu, kini hanya aku
Sepi dalam kafilah
Senyap dalam gempita
Biar hati ini hampa
Dirikupun tak mengapa

DARAH UNTUK KITA
(Karya Tia Pratiwi)
Hari kemenangan
Bukan untuk bersenang-senang
Hari kemenangan
Membangun karakter untuk berjuang
MERDEKA...!!!
Satu kata penuh arti penuh makna
Kata yang menyiram semangat bangsa
Meruntuhkan batu di hati kita
Untuk menjadi moral yang mulia
Merdeka bukanlah sebuah hadiah
Namun darah yang memandikan kita untuk berkarya
Keringat pahlawan yang menghujam kita untuk maju
Sadarkah kita itu merupakan tanggung jawab?
MERDEKA...!!!
Bagaikan batu besar di ataas bahu
Namun kita tertawakan hal itu
Kita telah menumpuk kerikil yang kelak menyumbat kemenangan
Kesalahan yang menurut kita kecil telah mamatikan air yang mengalir
APAKAH PANTAS
(Karya Tia Pratiwi)
Kau ucapkan itu begitu saja
Tak tahukah kau? Itu menyakitkan
Kau menghujamku dengan mulutmu
Kau hanya bisa menilaiku tanpa tahu apa arti dirimu
Aku tahu aku salah
Maka itu aku mengalah
Tapi kau tetap mencela noda yang telah hilang
Kata-katamu sungguh menusukku
Tetapi, sekotor apapun cacianmu
Aku tidak membencimu
Tetapi, pantaskah kau katakan itu?
Kau samakan hewan denganku
Aku harap kau mengerti
Mengapa ku terdiam saat ini
Agar kau sadari
Keberadaanku saat ini
Gamam
(Tia Pratiwi)
Saat mengikuti arus
Maka akan terjatuh oleh air terjun
Bahkan jika melawan arus
Semakin tenggelam karenanya
Bukankah sama-sama basah?
Mengakui adalah hal yang sia-sia
Menyangkal merupakan kebohongan konyol
Bagaimana tidak?
Jika itu tampak tidak hanya dalam bola mataku
Baik jatuh atau tenggelam
Yang bisa dilakukan hanya tenang
Dan tidak melupakan satu hal
Yaitu, berusaha ke tepian

Bukankah sama-sama basah?
HILANGNYA TUNAS KELAPA
(Karya Tia Pratiwi)
Dimana aku ini?
Siapa sebenarnya diriku?
Jawabannya adalah aku berada di tanah nan kaya
Dan akulah tunas mungil yang akan menjadikelapa
Indonesia
Itulah bulat kesatuan negaraku
Bak bunga bermekaran tekatku
Untuk membuatnya melambung maju
Memang banyak yang menggila Eropa
Tak sedikit yang menjunjung budaya luar area
Harus diakui, banyak yang telah meninggalkan kita
Dan luputlah mereka semua
Mereka seharusnya menyusun bata untuk istana
Tetapi meluruhkan istanalah yang mereka lakukan
Mungkin beribu sejarah para pahlawan
Belumlah cukup hati mereka terbukakan
Sekarang hanya ada aku dan kalian
Yang akan tetap berpegangan tangan
Merancang design kemajuan
Demi kesatuan kewarganegaraan
SANG PEMILIK CINTA
(Karya Tia Pratiwi)
Disaat dunia menjadi gelap gulita
Ketika kukatupkan kedua mata
Kualunkan lirihan suara ini untuk memuja-Mu
Indah dan begitu agungnya nama-Mu
Akan bertambah indah lagi jika kutemukan Zat-Mu
Kan kujaga Enkau dihatiku
Dengan melalui jalan yang ditunjukkan Rosul-Mu
Subhanallah, wal hamdulillah, wala ila ha illallah, Allahu akbar
Demi hujan yang tercurah, yang Engkau jaga kesuciannya
Maka sucikanlah hamba juga
Demi bulan Rajab yang engkau muliakan
Maka muliakanlah kedua orang tua hamba juga
Indahnya air terjun yang berlarian ke hulu sungai
Merdunya nyanyian burung di pagi hari
Syahdunya bulan Romadhon dilubuk hati
Menambar rasa syukur ini
Tenangnya bulan Romadhon
Maka tenangkanlah hamba juga di alam kubur
Rasa cinta ini tak bisa kubagi untu siapapun
Rasa rindu kepada Rosulullah seakan mau pecah
Sayup-sayup lantunan Al Qur’an
Sayup-sayup hati ku meleleh
Lantangnya adzan yang mengusir syetan
Melantangkan hati ini untuk menguatkan iman
Ya Allah kunantikan kehadiranmu
Serta Nabi Muhammad Solallahu allaihi wasallam
Pada Jannahmu Ya Rabb
Maka sempurnalah dan kekalah semua
HANCURNYA LUKISAN KACA
(Karya Tia Pratiwi)
Pecah satu persatu
Lukisan di kaca menuai tertuai indah
Pecah, pecahlah sudah
Berputar ribut terseret beliung
Tangan yang menggapai
Lumpuhlah lunglai
Mengandai-andai
Kasih tak sampai
Rusaknya hati tak hanya sekali
Silangnya keyakinan
Tak teraih hati orang tuanya
Diraihlah si dia oleh sahabat
Beragam nan berwarna
Hal yang indah menuai luka
Rela hidup tak rela mati
Percuma sudah usaha ini
KEPALA UNTUK KELAPA
(Karya: Tia Pratiwi)
Kepala kelapa kepala kelapa
Dimanakah kepala sang kelapa?
Kepala yang menggerakkan nyiur
Kelapa untuk mengenyangkan batang
Dimana mana ada kelapa
Tapi dimanakah sang kepala?
Batangku butuh kepala
Untuk memanen sebuah kelapa
Kepalaku bukan hama
Karena kelapaku takut hama
Hama tikus berambut hitam
Seharusnya kepalaku membasminya
Kepalaku oh kepala
Kepala pengatur batang dan kelapa
Kepala idaman semua batang
Untuk meraih kelapa yang matang
PENGAGUMMU
(Karya Tia Pratiwi)
Pertama ku melihat langkahmu
Berderap menyibak sinar dengan pesonamu
Aku seperti melihat bintang
Yang tidak mungkin dapat ku gapai
Renyahnya tawa temanku
Menghiasi bola mataku yang selalu mengikutimu
Tangan para wanita hanya menopang wajahnya
Sembari mengikuti kilau indahmu
Atau hanya aku yang begitu?
Tatapan mata kita tak sengaja bertemu
Suhu badanku melambung ke angkasa
Ku tepis dengan satu keyakinan
Aku mengagumimu
Apakah hanya aku?
Yang berkata terbata di hadapanmu
Ataukah hanya dengan mu?
Karena aku mengagumimu?
Tangan kekar yang menggantung di meja temanku
Bukankah itu tanganmu?
Itu terlalu dekat dengan temanku!
Kenapa aku mengacuhkanmu karena itu?
Mengapa kau tak menyapaku lagi?
Mengapa hanya aku?
Apa karena dulu aku mengacuhkanmu?
Atau karena engkau tahu, jika aku mengagumimu?
Kutepis semua yang kurasa padamu
Ku tepis mimpi yang menghantuiku
Kutepis hayalan untuk bersamamu
Setidaknya kita bisa lagi saling menyapa
Kamu lebih baik tidak mengetahui perasaanku
Agar aku dapat selalu dekat denganmu
Kulihat kau lebih cocok dengam temanku
Aku fikir temanku lebih membutuhkan genggaman tanganmu
Disaat kila mulai saling bicara
Pembicaraan yang aku rindukan
Aku berusaha senormal mungkin
Betapa ku mengagummu dapat tertutupi
Kabut ini mulai tertepis
Saat temanku yang lain menggodaku
Ya, saat di sisimu
Mungkin cahayamu telah membuka kabutku
Jemariku memainkan pena
Untuk menarik rasa canggung yang membara
Kamu masih disampingku, ku pejamkan mataku
Apakah aku bermimpi duduk sedekat ini denganmu
Bahkan aku sempat tak percaya
Dengan istighfar yang selalu aku rapalkan
Hanya pada saat di dekatmu
Sebegitukah menyeramkannya dirimu untuk hatiku?
Fikiranku berkelana
Namun selalu saja tertuju padamu
Memikirkan apa yang telah terjadi
Apakah itu mimpi?
Aku bahkan belum mencintaimu
Aku takut dengan perasaanku sendiri
Kamu terlalu berbahaya untuk ku cintai
Apakah tingkahku lucu bagimu?
Aku sangat mengagumimu
Aku berusaha normal disampingmu
Demi bisa tetap bersamamu
Karna mustahil bagiku, menggenggam cahaya sepertimu
Karna ku tahu, lelakin Indah sepertimu tak mungkin memilihku.
SEKUMPULAN HARIMAU SEKARAT
(Karya Tia Pratiwi)
Cahaya matahari yang menghangatkan
Tertawa bersamaku hari ini
Sinarnya cemerlang benderang
Menatapku penuh gemerlap
Deraian hujan
Tertawa serenyah renyahnya
Disini, disitu, begini begitu
Ocehan nuri mengalir bersama hujan
Matahari hampir tenggelam
Aku mencoret kalender mundur
Untuk menjadi harimau penerjang api
Yang akan kehilangan nuri, hujan, dan matahari
Sungguh sulit sangat sulit
Melihat matahari yang tenggelam
Disaat itulah kabar gembira dan duka
Datang menyapa bersama
DE JAVU
(Karya Tia Pratiwi)
Deretan limas tempat manusia tinggal kulalui menggunakan suzukiku
Mataku melenggang kanan-kiri untuk mencari mobil hitammu
Hingga akhirnya nanar dan berair mataku
Putaran suzukiku kini menapaki daerah persawahan dihiasi oleh lengkungan bukit
Tampak lampu-lampu berkelip manis menghiasi bukit itu
Sorot lampu-lampu itu telah menyayat hatiku
Hingga hatiku terkelupas dan didalamnya terlihat cintamu yang kelabu
Sorot lampu itu menarikku untuk melihat lagi sinar lampu mobilmu kala kau pergi
Aku memang tak percaya dengan cinta pada panganga pertama saat bertemu kamu
Tetapi, aroma gerimis, suasana hening, detak jarum jam dalam pasar modern kala itu
Membuat ku bungkam seribu bahasa
Jemari itu, Jam tangan tangan itu, rambut berponi itu, aroma badan itu sungguh aku kenal
Akan tetapi, lumpuhnya ingatanku hanya dapat membuatku mematung
Lagi-lagi istilah de javu menyelimutiku
De javu yang membekukan mataku karena tak mampu untuk menatap wajahmu
Setelah pertemuan singkat berlalu dihadapanku
Barulah akal sehatku menyuruhku untuk mengejarmu
Tetapi antrie malam itu membuatmu mendahului langkahku
Entah mengapa hal itu membuatku membencimu, tetapi hati ini tak dapat membual lagi
Di malam hari yang sejik ini, kunikmati perjalananku
Perjalanan yangbecek karena hujan air mataku
Hujan yang telah melelehkan hatiku untuk menerima kenyataan
Mencari dan menunggu hal tak pasti yang sukar dimengerti
ANDAI
(Karya Tia Pratiwi)
Andai aku jadi matahari
Menerangi semua siang maupun malam
Aku yang menghangatkan semua di dalam kedinginan
Aku yang menceriakan mereka di tengah gelapnya malam
Bulan? Bulan hanyalah teman yang meminjam cahayaku untuk kalian....
Walaupun terkadang aku galau oleh mendung yang menutupiku
Tapi aku tetap pancarkan sinar keceriaan untuk semua
Melalui bianglalaku setelah turunnya hujan
SIRIUS TIMUR LAUT
(Karya Tia Pratiwi)
Kamu memang telah jadi lilin, yang telah menerangi
Hingga kau akan redup dan mati
Kamu pun telah menjadi garam
Hingga tanpa keberadaanmu terasa hambar

Kau telah menerangi semua, termasuk diri ini
Kamu pula juga telah menjadi anggur yang berbuah lebat
Sifatmu, pemikiranmu yang kritis sehingga bermanfaat dan menghasilkan
Dan bagiku kamu telah menjadi rasi bintang serius
Meskipun sinar yang telah redup tak dapat mengumpulkan sinarnya lagi
Aku ikhlas
Jika memang Tuhan menakdirkan serius itu untuk tetap terang, aku akan bahagia
Tapi jika menakdirkan sebaliknya aku tetap bahagia, karna itu takdir Tuhan
Apapun asalkan kamu bahagia
Terimakasih telah mengisi kehidupanku dan telah menjadi serius timur lautku
Terimakasih Tuhan, Engkau telah memberiku kesempatan untuk dapat mencintai hambamu yang lain
Biarlah cinta kita tersimpan di cahaya serius timur laut itu
Jika memang serius itu redup dan menghilang
Kamu hanya butuh untuk menunggu untuk mendapat sinar cinta kita lagi
Sinar cinta kita sedang dikumpuklan saat ini
Tenanglah aku masih menunggumu
Jangan hiaraukan kata-kataku yang menusukmu
TULANG RUSUKMU
(Karya Tia Pratiwi)
Malam itu adalah malam penuhkabut cahaya
Bintang turut melambaikan tangan kepada kita
Di tengah luasnya rumput menhijau, siluette kita berdasa gemulai mengikuti irama cinta
Bulan itu tertawa gembira menyaksikan kita
Akulah kekasihmu, akulah tulang rusukmu yang tengah berdiri menemani jantungmu
Gerimis malam yang syahdu menyelimuti cinta kita
Kau melindungi tubuhku denga jaketmu
Alunan langkah kita beriringan menuju tempat teduh
Di sebuah angkringan mungil kita kini berada
Bintang yang malu-malu memancarkan sinar cahayanya malam itu
Seperti kita yang tengah sungkan untuk saling mendekat
Dalam angkringa mungil itu kita saling menjaga untuk melihatpelangi malam hari, setelah gerimis reda nanti
KAMU SIRIUSKU
(Karya Tia Pratiwi)
Walau kamu jauh
Namun bayangan dan kasihmu slalu menjamahku
Kata-kata darimu yang slalu kuingat "aku takjub pada bintang-bintang di langit. mereka indah"
Andai aku salah satu di antara mereka yang paling terang, yaitu serius
Sehingga dapat membuatmu selalu takjub padaku
Namun sayangnya itu hanya sebatas mimpiku
Malam itu kulihat banyak serius di langit
Mereka berlomba-lomba untuk menjadi yang paling terang
Tapi telah kutemukan yang tercantik
Sirius timur laut
Ia memang memiliki keterangan yang sama terangnya dengan yang lain
Tapi keindahannya melebihi keindahan bulan sabit malam itu
Kelap-kelipnya menyapaku dan membelai mataku
Mungkin kamu bukanlah serius timur laut, tapi tetaplah menjadi serius di hatiku
KAMU
(Karya Tia Pratiwi)
kau datang bagaikan ombak menembus karang
kau membelaiku dengan sikap yang sangat manis
kau menghibur dan selalu menemaniku
kau adalah anggur yang berbuah lebat
lihatlah serius timur laut itu?
tahu kah kau? itu adalah kamu.
kau memang yang paling terang
kau lah yang memberi cahaya kehidupan
Serius
Serius memang indah dan terang
Serius bagaikan bambu kokoh yang rela dipotong untuk dijadikan rumah majikannya
Walau suatu saat nanti serius akan redup, tapi semua yang dilakukan bermanfaat untuk alam semesta
Serius bagaikan kamu saat ini
Jika cahaya serius meredup, bukan berarti kamu yang menghilang tapi aku!
Walau kau hanya dapat mengulur, mengulur, dan mengulur tanpa dapat menghentikan redupnya cahaya untukku
Tetapi tetaplah setia untukku sampai waktunya tiba
Lawanlah gelapnya perbedaan kita
Hingga kegelapan itu merenggutku , dan meredupkan cahayamu
Maka aku akan rela melepasmu
Aku yakin kamu akan menjadi matahari kelak, bukan serius lagi...
Tapi bukan matahari yang menerangiku, melainkan matahari yang menerangi wanita lain.....
Sinar Hidupku
(Karya Tia Pratiwi)
Aku rela hidup demi cintaku padamu
Kuatku untuk hidup berkat adanya tanganmu yang menopang di setiap nadiku
Walau hidupku tak sekuat itu untuk bertahan lama
Hidupku tidak abadi, tapi cintaku padamu selalu abadi
Walau itu hanya sebatas cintaku, dan aku tidak berharap lebih untuk kau membalasnya
Cintamu terlalu berar untukku
Perbedaanlah yang menambah beban cintamu untukku
Tapi aku tetap tegar bernafas untukmu
Semakin lama tanganmu menopang nadiku
Semakin kuat tanganmu menggenggam nadiku
Semakin berat nafas ini
Kau penguat hidupku, tapi kau pembunuh cintaku
Mungkin kata terakhir dariku
Aku cinta padamu
Kita
(Karya Tia Pratiwi)
Dulu kita saling mengisi, berbagi dan memahami
Aku fikir kita takkan pernah berakhir seperti ini
Hingga kau meninggalkanku tanpa sebab yang pasti
Walau belum pernah berucap berakir
Seribu belati seakan menancap di hati
Saat kudengar informasi kau pindah ke lain hati
Kau kaguminya, kau cintainya
Yang kau rasa bahagia, tapi yang kurasa hanyalah lara
Hingga kau kembali dengan sifatmu lagi
Semua bayangan, dan kenangan kita teringat lagi
Seakan terhipnotis, ku hanya menikmati
Kau yang seharusnya ku caci
Kau yang semestinya kumaki
Kau
Kau yang gores luka di hati 
Kau yang kini kembali kembali, untuk tarik ulur hati ini...
HIDAYAH
(Karya Tia Pratiwi)
Tapi kini ku dapat belajar dan memaklumi sifatmu
karena, TERNYATA...
Aku sama sepertimu
Ya... Manusia yang pelit ngomong dengan lawan jenis
 Karena aku berprinsip : "Kau hanya tahu aku mengacuhkanmu.... Tapi itu hanya sebatas yang kau tahu..."
Bahkan aku baru sadar...
Kesadaranku baru muncul saat aku mencintai dia
Dan sifatmu yang MENULARLAH yang membuatku terlambat mencintainya
Dan kehilangannya...
Tapi kini ku dapat ihklas
Dan menutup akhir novelku
Karena aku mulai dapat melepasmu dan dia
HUH
(Karya Tia Pratiwi)
Seandainya kau kembali
Belum tentu aku dapat menerimamu lagi
Anggap saja cintaku sedang tertidur saat ini
Dan membutuhkanmu untuk membangunkan cinta ini
Walau sebenarnya cintaku TAK PERNAH TIDUR UNTUKMU
Kumencintamu lebih dari yang kau tahu 
Lebih baik tidur
Namun kini cintaku padamu telah tertidur pulas
Dan bermimpi indah bersama laki-laki lain
Di kehidupanku yang terbentang luas
Aku mengenal banyak laki-laki yang aku ingin
Tapi lagi-lagi cintaku terbangun karnamu
Dan mimpi indahku terganggu oleh cintamu
Cintamu yang slalu mencegahku bermimpi dan tertidur lagi
Namun karna sifatmu, kupaksakan cintaku untuk tertidur lagi....
ADUH
(Karya Tia Pratiwi)
Ku sakit karena terjatuh di lubangmu
Hingga ku coba bangkit dan menggali lubang lain
Dimana untuk menutup lubangmu yang telah menghancurkanku
Dan akan ku kubur dalam-dalam lubangmu itu
Dan bila ku terjatuh lagi
Maka aku kan melakukan hal yang sama
Karena aku tidak ingin jatuh dalam kesedihan
Tapi dari setiap lubang yang kugali
Hanya satu lubang yang membuatku nyeri
Lubang yang terdapat cacing berduri
Dimana cacing itu adalah kamu "Arumbia"....... 
Apakah Pantas
Kau ucapkan itu begitu saja
Tak tahukankau? Itu menyakitkan
Kau menghujamku dengan mulutmu
Kau hanya bisa menilaiku, tanpa tahu apa arti dirimu
Aku tahu aku salah
Maka itu aku mengalah
Tapi kau tetap mencela noda yang telah hilang
Kata-katamu menusukku
Sekotor apa cacianmu
Aku tidak membencimu
Tapi layakkah kau katakan itu?
Kau samakan hewan denganku
Aku harap kau mengerti
Mengapa ku terdiam saat ini
Agar kau sadari
Keberadaanku saat ini
Surat Untuk Manusia Kutub
Seandainya dulu kau tidak mengacuhkanku
Seandainya di telephone kau tidak meledekku
Mungkin aku tidak akan seperti ini
Karna dinginmu telah membekukan ku
Karna sifatmu telah menghancurkan ku 
Hingga kini ku temukan Arumba
Dulu ku kagumimu, tapi sekarang ku cintainya
Dia yang telah menggantikanmu
Dia yang telah membutakan mataku
Dia yang telah membunuh perasaanku terhadapmu
Bodohnya aku..
Aku tidak dadar bahwa dibalik dinginmu, ternyata kau mengejarku.... 
Aku menyesal kenapa aku baru mengetahui sifatmu, setelah ku mencintai dia.
SUDAH CUKUP GILA
(Karya Tia Pratiwi)
Sering ku melihat bayangan kita setiap pijakan ku
Tak bosan dan selalu ku ulang untuk membaca diary kuTENTANGMU
Saat pertama bertemu sampai kita berpisah dan berlalu
Mungkin kini ku menganggapmu MATI
Tapi ku menganggap cintamu padaku masih hidup di hati
Walau dia sedang tertidur, kini
 Tapi kini ku lelah untuk membangunkan cintamu
Lebih baik ku biarkan dia bersamamu
Walau flashback tentangmuselalu ada di setiap langkahku
Akan ku akhiri semua
Walau memang telah berakhir lama
Tapi selalu ada hal yang mencegahnya
yaitu Cintaku
Mencegahku untuk membunuh cinta kita
Jika novel yang kubuat terus ku tulis
Maka tidak akan pernah ada habisnya
Tentangmu, aku, dan cinta ini..
Cinta yang tertidur manis
Ingin kubunuh cinta ini
Agar semua tentang kita cepat berakhir
Aku akan akhiri karya novelku
Walau aku bingung ending apa yang harus ku tulis
haruskah ku tulis sedih? bahagia? atau hampa??? 
MENANTI MATAHARI
(Karya Tia Pratiwi)
Aku tersenyum karena indah mu
Aku buta karena silau mu
Engkau selalu terangi hari ku yang gelap & mati
Engkau hangatkan ku kala ku terselimuti oleh dinginnya sepi

Terkadang kau buat ku gerah
Saat kau bersama api lain yg menyala merah
Tapi selalu ku luluh dengan cahaya mu

Kini siang ku pergi
Kau berlari tuk jauhi
JGN PERGI...

Aku butuh sinar mu
Aku haus akan hangat mu
Kani hanya gelap malam selimuti ku
Dingin malamlah yang temani ku

Kala bulan & bintang pancarkan cahaya
Aku akan setia
Kan ku tungu matahari terbangun dari tidurnya
Karena ku yakin dia kan kembali
GOJITMARIA
(Karya Tia Pratiwi)
Beribu janji kau ucap, dan itu RACUN
Beribu belati kau sira di hati ini
Hahaha... Menurutmu itu lucu?
Apakah aku ini bonekamu?
Kau buat aku untuk mencintamu
Tanpa ingin kau membalasnya
Lidahmu bagaikan bisa ular yang manis
Sikapmu bagaikan sutra yang terdapat ulat bulu di dalamnya
Kau ingin aku menunggumu?
Nyatanya kau tak datang
Sakit mana jika menunggu berjam-jam
Dibandingkan kau yang menari-nari dengan wanita lain
Mulutmu adalah sampah yang beraroma melati
DIA ARUMBA
(Karya Tia Pratiwi)
Awalnya aku membencinya.
Akhirnya aku mencintainya
Dan kami selalu mewarnai kisah kami, dari hampa menjadi berwarna
Awalnya aku tidak tau dia ad yang punya
Akhirnya aku jauhinya, demi dia dan pacarnya
Saat pacarnya pergi dia membuatku masuk ke dalam permainannya lagi
PERMAINAN CINTA YG PALING INDAH YG KURASA
Berulang kali dia menusukku tanpa sadar aku di sakiti
Dia sakitiku, dia ceriakan q..... Brulang kali dy begitu.
Lalu aku jauhinya, kami saat itu tdk p'na tegursapa/saling mengejek la
(fakum)
Saat aku akan pergi dia menyapaku lagi"arumbia"
Untuk yg p'tama kalinya kami baikan, danterakhir kalinya(karna aku akan pergi)
Dan saat itulah kami terakhir kali bertemu


Beberapa bulan setelah aku pergi aku hubunginya lagi.
Tapi balasannya seakan tk inginkan q, tp dgn cara halus.
Akhirnya aku remove fb'a, aku hapus no hpnya.
Dengan harapan dia ngeadd aku lagi.
Tapi sudah berbulan" dy tdk menghubungiku lagi, ngeadd aja enggak..
SEANDAI DIA TAU AKU MASIH MENGHARAPKANNYA........
CINTA SEJATI SELALU ABADI
(Karya Tia Pratiwi)
2 orang itu berpisah karena cinta mereka hanya sedang TIDUR, bukan MATI.
2 orang itu tidak mencintai orang lain, tapi mereka hanya didatangi bunga tdur yg indah.
Dan bunga tdur itu akan segera hilang.
2 orang itu fikir, cinta mereka hanya bunga tidur indah di masa lalu. Tp Mereka hanya tidak sadar bahwa itu nyata, tak sekedar bunga tidur. Karena mreka sedang bangun d tengah malam dan tidur lagi..
Tapi suatu saat
CINTA MEREKA AKAN BERSEMI KEMBALI KELAK DATANGNYA PAGI...
ALLAH MENCIPTAKAN MALAIKAT UNTUKKU
(Karya Tia Pratiwi)
Akulah kotoran paling hina di dunia
Seluruh dosa telah kulakukan
Semua kegelapan telah kusinggahi
Saat itu ku merasakan kenikmatan nafsu didalamnya
Walau begitu, selalu ada rasa tak tenang dan selalu kurang dalam hidupku
Serta selalu di bayangi rasa hampa, kurang, kurang dan kurang...
Suatu hari aku bertemu malaikat tak bersayap
 Dia memberiku minuman yang tidak membuatku kenyang
Tetapi dapat memberiku tenaga
Minuman itu melebihi segala air yang suci
Berkat minuman itu, kini ku mengenal 'Tuhan'
Yaitu Allah S.W.T
Saat sebuah petaka hampir merenggutku
Allah, dengan segala cahaya kasihnyatelah menyelamatkanku
Allah tidak memandang sekotor apa diriku
Ya Allah, ya tuhan semesta alam
Sekotor-kotornya diriku tidak membuatmu risih kepadaku
Engkau telah mengangkatku dari kegelapan
Dengan cahayamu yang berwujud manusia...
Manusia yang menyerupai malaikat tak bersayap
Ya Allah... Terimakasih atas hidayahmu.....

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "KUMPULAN PUISI | KARYA TIA PRATIWI"

Posting Komentar